Return Management
A. Overview
Lion Parcel menyediakan mekanisme Return Management otomatis untuk menangani pengiriman yang tidak dapat diselesaikan dan harus dikembalikan ke pengirim.
Ketika sebuah pengiriman tidak berhasil dikirim, ditolak, dibatalkan, atau harus dikembalikan, sistem Lion Parcel akan secara otomatis:
Memperbarui status pengiriman sesuai kondisi operasional.
Menghasilkan STT baru (return waybill) untuk perjalanan pengembalian.
Menghubungkan STT baru tersebut dengan STT asli, sehingga seluruh riwayat perjalanan tetap terlihat dan dapat ditelusuri melalui Tracking API.
Tujuan utama dari mekanisme ini adalah memastikan proses return berjalan transparan, otomatis, dan mudah ditrack oleh client.
B. Kapan Proses Return Terjadi
Proses return dapat terjadi karena beberapa kondisi operasional berikut:
1. RTS (Return to Shipper) : Paket dikembalikan langsung ke pengirim asal.
2. RTSHQ (Return to Headquarter) : Paket dikembalikan ke hub pusat Lion Parcel sebelum dirutekan kembali ke pengirim.
3. CNX setelah REJECTED : Paket dibatalkan karena penolakan dari maskapai kargo atau hasil pemeriksaan x-ray sebelum mencapai kota tujuan.
C. Apa yang Dilakukan Sistem Lion Parcel pada Kasus Return
Untuk seluruh kondisi di atas, sistem akan otomatis:
Memberi tanda pada STT asli dengan status return/cancel/return-HQ.
Menghasilkan STT baru untuk proses pengembalian.
Menghubungkan STT asli dan STT return agar client tetap dapat melakukan tracking end-to-end tanpa kehilangan visibilitas perjalanan.
Hal ini mencegah adanya data tracking yang terpisah atau tidak berurutan.
D. Parameter Tracking API Terkait Return
Ketika sebuah pengiriman memasuki proses return, Tracking API akan menampilkan beberapa parameter penting berikut:
Key Parameters
status_code
String
Status utama terbaru dari shipment.
stt_journey_type
String
Menunjukkan jenis perjalanan STT (return, cancel, reroute). Informasi ini dapat berubah mengikuti proses operasional.
E. Nilai stt_journey_type yang Mengindikasikan Return
Nilai berikut menunjukkan bahwa shipment berada dalam proses return atau pembatalan:
returncancelreroute-cancelreturnhq-reroutereroute-returnhqreroute-returnreturnhqreturn-reroutereturn-returnhqreturn-reroute-reroutereturn-returnhq-reroute(dan kombinasi lainnya sesuai kondisi operasional)
Catatan Penting:
Daftar ini dinamis. Selama nilai mengandung kata kunci : return, returnhq, atau cancel, maka shipment harus dianggap sebagai Returned Item oleh sistem client.
F. Panduan Implementasi untuk Client
Agar sistem client dapat menangani return dengan benar, implementasikan logika berikut:
1. Deteksi Indikator Return
Sistem harus mampu membaca nilai stt_journey_type yang mengandung: return, returnhq, atau cancel.
Tandai Shipment sebagai Returned Item
Ketika Tracking API mengembalikan nilai tersebut : Kategorikan shipment sebagai Returned Item dalam OMS/WMS/platform Anda.
Lanjutkan Tracking Menggunakan STT Asli
Client tidak perlu melakukan tracking STT baru secara terpisah.
Lion Parcel akan otomatis menghubungkan STT return dengan STT asli
Gunakan Shipment ID/STT asli untuk melihat seluruh perjalanan termasuk proses return.
G. Contoh Response Tracking API (Kasus Return)
H. Kesimpulan
Mekanisme Return Management Lion Parcel memastikan bahwa setiap peristiwa return terekam dengan lengkap, transparan, dan mudah dilacak. Ketika return terjadi:
Sistem otomatis membuat STT baru untuk proses pengembalian.
STT baru tersebut dihubungkan dengan STT asli.
Client cukup menggunakan Shipment ID/STT asli untuk melihat seluruh perjalanan, termasuk return.
Tracking API menjadi single source of truth dalam mendeteksi skenario return, cancel, maupun reroute.
I. Prinsip Utama untuk Client
Shipment harus dianggap Returned Item apabila stt_journey_type mengandung salah satu kata berikut:
return
returnhq
cancel
Variasinya dapat berbeda sesuai kondisi operasional (misalnya: returnhq-reroute, return-returnhq, reroute-cancel, dll). Selama salah satu kata kunci muncul, shipment tersebut berada dalam alur return.
Last updated